Rabu, 19 Maret 2014

SOAL LATIHAN EDP-AUDIT

RENCANA AUDIT (AUDIT PLAN)
SISTEM INFORMASI PIUTANG USAHA PADA PT.XxX
I.            PERENCANAAN AUDIT
Audit sistem informasi ditujukan untuk menemukan kelemahan-kelemahan pada sistem yang terkomputerisasi. Hal tersebut dilakukan karena kelemahan-kelemahan sistem akan berpengaruh besar terhadap kinerja sistem informasi dan dapat menimbulkan resiko yang berdampak luas bagi perusahaan.
Langkah awal dari perencanaan audit adalah mencari informasi mengenai latar belakang perusahaan, dalam hal ini diperlukan pengetahuan yang luas mengenai latar belakang perusahaan agar audit dapat berlangsung maksimal. Berdasarkan informasi yang ada, maka dapat ditentukan ruang lingkup audit, sasaran dan tujuan yang akan dicapai dari proses audit tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1.      Persiapan audit
Memperkenalkan diri kepada Manager perusahaan dan menyerahkan proposal audit. Setelah itu dilakukan pengumpulan data mengenai latar belakang perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, tugas, tanggungjawab dan wewenang jabatan-jabatan dalam struktur organisasi perusahaan. Kemudian survei akan dilakukan pada bagian-bagian yang berhubungan dengan sistem informasi penjualan kredit dan piutang dagang serta bagian Electronic Data Processing (EDP) untuk memperoleh data untuk peng-audit-an. Tim audit terdiri dari 3 orang, yang memiliki keahlian dan berpengalaman.
2.      Menentukan sasaran dan ruang lingkup audit
Penentuan sasaran dan ruang lingkup audit yang bertujuan untuk mendapatkan perencanaan audit yang baik dan menghindari kemungkinan terjadinya keraguan atau salah paham dalam proses pelaksanaan audit.
a.       Ruang lingkup dari audit sistem informasi piutang dagang pada PT. XxX adalah audit sistem informasi berbasis komputer mengenai sistem pengendalian internal yang berjalan di dalam perusahaan.
b.      Sasaran yang hendak dicapai dari audit sistem informasi penjualan kredit dan piutang dagang pada PT. XxX adalah mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dan relevan terhadap audit dalam menentukan:
1.Realiabilitas (dapat dipercaya) dan integritas (kesatuan) sistem informasi.
2.Berhubungan dengan kebijakan, perencanaan, hukum dan peraturan.
3.Perlindungan asset perusahaan.

3.      Tujuan pelaksanaan audit
Tujuan dilakukan audit sistem informasi piutang dagang pada proses dan sistem yang berjalan pada PT. XxX adalah untuk melihat apakah kegiatan operasi perusahaan sudah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan tanggungjawab yang diberikan serta memberikan rekomendasi hasil temuan agar memudahkan manajemen perusahaan untuk memperbaikinya.

II.            KEGIATAN OPERASIONAL PIUTANG
Dalam kegiatan operasional piutang, dimulai dari penerimaan pesanan. Perusahaan menerima pesanan dari pelanggan secara tertulis maupun tidak tertulis, sesuai dengan prosedur & kebijakan dari perusahaan. Berdasarkan surat pesanan dari pelanggan, perusahaan menyiapkan barang dan mengirimkannya ke pelanggan. Lalu prosedur persetujuan pemberian kredit, untuk pelanggan baru yang melakukan pembelian secara kredit maka bagian pemasaran diharuskan untuk menilai apakah pelanggan tersebut layak untuk diberikan kredit atau tidak.
Untuk pencatatan & penagihan piutang, bagian piutang membuat daftar piutang dagang dan bagian piutang mengirimkan tagihan ke pelanggan secara rutin, lalu perusahaan mengirimkan surat pernyataan piutang pada pelanggan setelah laporan progress diterbitkan. Bagian piutang membuat aging schedule secara berkala dan selalu melakukan pemeriksaan setiap periodenya. Jika ada pelanggan yang terlambat membayar piutang maka akan dikenakan sanksi.

III.            TIM AUDIT
Tim audit terdiri dari 3 orang, yang memiliki keahlian dibidang:
·         Auditing – Termasuk pemahaman dan kemampuan untuk melakukan perencanaan audit, penilaian risiko, pemilihan metode pengujian audit, pelaksanaan audit sampling, penilaian materialitas audit, penyusunan pelaporan dan rekomendasi audit.
·         Teknik Komputer – Termasuk pemahaman atas risiko dan kendali atas perangkat keras dan perangkat jaringan serta sistem operasi, logika pemrograman, pengendalian manajemen basis data, pengendalian arsitektur aplikasi.
·         Manajemen Informatika – Termasuk pemahaman atas perencanaan dan perancangan TIK, penganggaran dan manajemen investasi TIK, pengembangan dan implementasi TIK, serta pengorganisasian dan pengelolaan proyek TIK.
·         Perilaku Organisasi – Termasuk pemahaman atas kepemimpinan organisasi, lingkungan pengendalian intern, perancangan kebijakan dan prosedur, perancangan struktur organisasi, serta pengelolaan SDM.
·         Hukum – Termasuk pemahaman atas peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan prosedur yang terkait dengan TIK dan proses bisnis atau kegiatan yang diaudit.
Tim audit sistem informasi umumnya dilengkapi dengan tenaga ahli untuk bidang-bidang tertentu yang sangat khusus, termasuk tenaga ahli yang memahami tentang karakteristik serta kekhususan yang ada pada bidang bisnis atau kegiatan yang diaudit.
Sertifikat internasional bagi auditor yang lulus ujian sertifikasi spesialisasi bidang audit sistem informasi adalah Certified Information System Audit (CISA).

IV.            TINJAUAN HASIL AUDIT SEBELUMNYA
Tinjauan hasil audit untuk:
a.       Penerimaan Pesanan
Hasil audit sebelumnya terhadap prosedur penerimaan pesanan dari pelanggan ditemukan bahwa perusahaan telah cukup baik dalam menangani penerimaan pesanan dari pelanggan, tapi masih terdapat kelemahan yaitu tidak setiap order dari pelanggan dilengkapi surat pesanan dari pelanggan sehingga memungkinkan adanya kesalahan dalam pemenuhan pesanan pelanggan.
Dan hal yang kurang mendapat perhatian perusahaan dalam proses penerimaan pesanan adalah perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pesanan pelanggan yang dilakukan oleh estimator. Perhitungan yang kurang tepat tersebut akan menyebabkan pesanan pelanggan tidak dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan pengiriman barang tidak sesuai waktu yang telah disepakati dalam kontrak yang telah disepakati bersama. Sebaiknya perusahaan menambah karyawan di bagian estimator sehingga perhitungan yang dilakukan untuk proses produksi akan lebih akurat.

b.      Persetujuan Kredit
Perusahaan tidak melakukan survey terhadapa pelanggan baru yang ingin melakukan transaksi kredit dengan perusahaan. Perusahaan tidak mempunyai persyaratan apapun yang harus dipenuhi oleh pelanggan baru. Seharusnya perusahaan melakukan survey terlebih dahulu jika ada pelanggan baru yang akan melakukan pembelian secara kredit karena pelanggan yang baru tidak memiliki sejarah dengan perusahaan sehingga tidak dapat memeriksa status kredit dari perusahaan tersebut. Dan melakukan survey terhadap pelanggan baru juga untuk menghindari terjadinya kredit macet.
c.       Pencatatan dan Penagihan Piutang
Perusahaan tidak memiliki kebijakan pemberian sanksi terhadap pelanggan atas keterlambatan pembayaran piutang. Dengan tidak adanya sanksi atas keterlambatan pembayaran piutang maka akan banyak pelanggan yang tidak membayar tepat waktu walaupun sudah ditagih secara periodik sesuai dengan tanggal jatuh tempo. Dan kuitansi penagihan piutang tidak diberi nomor urut tercetak.
Untuk prosedur pencatatan piutang, manajer tidak memeriksa secara rutin saldo piutang dan tingkat kolektibilitasnya. Sehingga tidak dapat diketahui performa kinerja bagian penagihan piutang, apakah sudah efektif dan efisien.

V.            FAKTOR² RESIKO YANG DIHADAPI AUDITOR
Risiko audit yang dihadapi oleh seorang auditor bisa merupakan kerugian praktik profesionalnya. Misalnya auditor mendapat tuntutan dari pihak yang dirugikan akibat judgment yang dibuatnya. Hal ini bisa mencemarkan nama baik auditor tersebut dan bisa menimbulkan suatu publikasi negatif, akibatnya hal ini akan menggangu keprofesionalan auditor tersebut. Untuk menghindari atau meminimumkan risiko audit, menurut standar auditing seksi 312 mengenai “risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit” maka auditor diharuskan untuk mempertimbangakan dua hal berikut ;
1.      Melakukan perencanaan audit
2.      Melakukan evaluasi akhir apakah secara keseluruhan penyajian laporan keuangan telah dilakukan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Untuk tujuan tersebut maka dalam melakukan tugas auditnya auditor akan selalu berpegang pada kode etik dan standar yang mengatur pelaksanaan audit. Bagi seorang auditor senior yang telah mempunyai banyak pengalaman audit baik yang umum maupun kasus yang spesifik serta mempunyai pengetahuan audit yang cukup hal ini bukanlah merupakan suatu masalah. Lain halnya bagi auditor pemula yang belum mempunyai banyak pengalaman dalam melaksanakan tugas audit. Auditor ini hanya berupaya untuk menemukan kesalahan, kekurangan, maupun kelemahan yang ada, maka dia akan lebih terfokus pada informasi yang negatif.

 VI.            PROGRAM AUDIT
Program audit digunakan untuk menyusun kegiatan yang akan dilakukan selama proses audit.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda